“MODEL PEMANFAATAN URINE SAPI
SEBAGAI PUPUK CAIR ORGANIK”
Oleh: Jendro Adi Prabowo, Roby
Widya K, Muhammad Syarifudin A
RINGKASAN
Dengan adanya krisis ekonomi yang
dialami oleh negara kita sampai sekarang, dampak yang terjadi daya beli
masyarakat tani menjadi berkurang dan ditambah lagi harga pupuk yang semakin
mahal. Masalah ini menyebabkan petani banyak menerapkan budidaya yang tidak baik untuk meningkatkan
produksinya. Guna mengatasi hal itu, sistem pemanfaatan limbah ternak sebagai
pupuk organik pada tanaman pertanian semakin lama semakin berkembang. Oleh
karena itu banyak peneliti yang mulai menggalakkan cara budidaya tanaman
pertanian dengan limbah ternak terutama urin sapi,akan tetapi para petani masih
sedikit yang menerapkannya. Keuntungan limbah peternakan urin sapi diolah
menjadi pupuk organik adalah mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi
tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah karena memiliki
banyak jenis kandungan unsur hara yang diperlukan tanah dan hasil pertanian
yang aman.
Urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik
cair karena mengandung nitrogen, fosfor, kalium, dan air lebih banyak jika
dibandingkan pada kotoran sapi padat. Pupuk Organik Cair dari urin sapi ini
merupakan pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah larut pada tanah dan
membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah. Namun, pupuk organik cair
dari urine sapi perah ini memiliki kelemahan, yaitu kurangnya kandungan unsur
hara yang dimiliki jika dibandingkan dengan pupuk buatan dalam segi kuantitas.
Maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai cara
pembuatan, kelebihan dan kelemahan, dan penerapan cara yang benar untuk
meningkatkan kualitas pupuk organik cair.
Dalam rangka memecahkan masalah untuk
mengoptimalkan kualitas fermentasi pupuk organik agar menjadi lebih tinggi maka
perlu digunakan metode fermentasi urine sapi dengan penambahan tetes tebu
(molasses). Tetes tebu ini berfungsi untuk tambahan nutrisi bagi mikroba
sehingga dapat mempercepat proses fermentasi serta dapat meningkatkan kandungan
nitrogen dalam pupuk.
Teknik untuk mengimplementasikan gagasan ini adalah
dengan memperhatikan kontribusi dan keterkaitan beberapa pihak yang dapat membantu
proses pembuatan pupuk organik cair yang dilakukan mulai dari penelitian,
penyuluhan kepada petani serta proses pembuatan pupuk organik cair dari urine
sapi dengan aditif tetes tebu sebagai tambahan nutrisi bagi bakteri fermenter
kepada peternak. Selain itu juga dapat menguntungkan bagi sebagian besar petani
karena produk yang ini mempunyai keunggulan tersendiri yaitu harganya murah,
pembuatannya mudah, bahan mudah didapat, dan tidak membutuhkan waktu yang lama
serta merupakan pemanfaatan limbah ternak secara optimal.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Identifikasi
masalah
Indonesia
selain dikenal dengan negara agraris juga dikenal sebagai negara yang kaya akan
hasil peternakannya. Salah satu peternakan yang banyak dikenal adalah
peternakan sapi. Sapi (Bison benasus L) merupakan ternak ruminansia
besar yang mempunyai banyak manfaat baik untuk manusia ataupun tumbuhan,
seperti daging, susu, kulit, tenaga dan kotoran. Produk utama dari sapi adalah
daging dan susu oleh karena itu peternak selalu menginginkan cara penggemukan
sapi yang lebih efektif sehingga pertumbuhan sapi tidak makan waktu lama dapat
memberikan penghasilan dengan keuntungan yang memuaskan. Akan tetapi, usaha
peternakan sapi perah dengan skala usaha lebih dari 20 ekor dan relative
terlokalisasi akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.
Satu
ekor sapi dengan bobot badan 400–500 kg dapat menghasilkan limbah padat dan
cair sebesar 27,5-30 kg/ekor/hari (BPS, 2011). Limbah padat merupakan semua
limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak
yang mati atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua
limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair (air seni atau urine).
Sebagai limbah organik yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat, apabila
tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan
tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negative yang
ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, dan sumber penyakit.
Sistem
pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik pada tanaman pertanian semakin
lama semakin berkembang. Dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan
dan lahan pertanian tersebut,maka sistem budidaya tanaman pertanian dengan
limbah ternak terutama urine sapi kini juga mulai digalakkan oleh peneliti,
tetapi para petani masih sedikit yang menerapkannya. Padahal jika limbah
peternakan urine sapi diolah menjadi pupuk organik mempunyai efek jangka
panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan
organik tanah karena memiliki bermacam-macam jenis kandungan unsure hara yang
diperlukan tanah selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi
kesehatan (Ferry, 2002).
Urine
sapi dapat diolah menjadi pupuk organik cair setelah diramu dengan campuran tertentu.
Bahan baku urine yang digunakan merupakan limbah dari peternakan yang selama
ini juga sebagai bahan buangan. Pupuk Organik Cair dari urine sapi ini
merupakan pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah sekali larut pada
tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah.
1.2 Luaran kegiatan
Urine sapi
dapat diolah menjadi pupuk organik cair setelah diramu dengan campuran
tertentu. Bahan baku yang digunakan merupakan limbah dari peternakan yang
selama ini sebagai bahan buangan. Pupuk Organik Cair dari urine sapi ini
merupakan pupuk yang berbentuk cair yang mudah sekali larut pada tanah dan
membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah.
1.3 Manfaat
kegiatan
Manfaat
yang dapat diperoleh berdasarkan tujuan diatas adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Merupakan suatu kesempatan untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh di kampus untuk memecahkan masalah
yang ada di masyarakat melalui suatu wacana mengenai produksi pupuk organic
cair yang berkualitas tinggi dari bahan dasar urine sapi melalui prinsip
fermentasi anaerob.
2. Bagi masyarakat
Memperoleh informasi mengenai
penyediaan pupuk organikcair yang berkualitas tinggi yang dapat dilakukan
secara mandiri serta mendapatkan alternative pemanfaatan urine sapi yang
bernilai tinggi.
3. Bagi Ilmuwan
Membuka peluang penelitian mengenai
optimalisasi produksi pupuk ornaik cair dari urine sapi, aplikasi pada tanaman
pertanian dan pengaruh penggunaannya pada lahan pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu upaya untuk mengurangi limbah adalah
mengintegrasikan usaha tersebut dengan usaha lainnya, yaitu usaha pembuatan
pupuk organik sebagai budidaya tanaman pertanian, sehingga menjadi suatu sistem
yang saling sinergis. Laju pertumbuhan produktivitas usaha pertanian merupakan
interaksi di antara berbagai faktor yang ada dalam sistem usahatani (Intan ,
2002). Sebagai upaya bagi peningkatan sistem usahatani diperlukan teknologi
alternatif untuk memperbaiki produktifitas lahan dan meningkatkan pendapatan
petani, antara lain melalui teknologi sistem usaha peternakan yang menerapkan
konsep penggunaan pupuk organic (Ananda, 2011).
Pupuk organik merupakan pupuk yang memiliki senyawa
organik dengan perbandingan C atau N yang ada dalam tanah dapat digunakan untuk
merangsang penyebaran nutrisi yang sulit masuk ke dalam tubuh mikroorganisme
karena kekurangan nitrogen dalam tanah. Dengan perbandingan seimbang banyak
mikroorganisme yang mati dan terurai kembali menjadi unsur-unsur nutrisi untuk
kesuburan tanah (Riky dkk, 2013).
Menurut Wiguna (2003) pupuk organik mengandung N, P,
K dalam jumlah yang rendah tetapi bisa memasok unsur hara mikro essensial.
Sebagai bahan pembenah tanah bahan organik dan pupuk kandang mempunyai
kontribusi dalam mencegah erosi, pergerakan tanah, dan memperbaiki struktur
tanah. Bahan organik juga memacu perkembangan bakteri dalam biota tanah. Jika
dibandingkan dengan pupuk buatan yang mengandung satu nutrisi saja bertolak
belakang dengan pupuk organik yang beragam dan seimbang. Maka kualitas pupuk
organik dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan pupuk buatan (Surya,
2011).
Supardi dan Anif (2001) menyatakan
pupuk organik cair memberikan beberapa keuntungan, misalnya pupuk ini dapat
digunakan dengan cara menyiramkannya ke akar ataupun di semprotkan ke tanaman
dan menghemat tenaga. Sehingga proses penyiraman dapat menjaga kelembaban tanah.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Identifikasi Maslah
Limbah peternakan yang berupa urine
pada sapi belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh para peternak. Akhirnya limbah
tersebut hanya dibiarkan dan ditimbun oleh peternak sehingga menjadi polusi
bagi para masyarakat. Untuk itu perlu adanya pengolahan terhadap limbah urine
tersebut supaya bisa bermanfaat bagi masyarakat.
1.2 Pengumpulan Data dan Literatur
Metode pengumpulan data dari karya
tulis ini adalah kepustakaan. Kepustakaan yaitu membaca literatur – literatur
yang berkaitan dan menunjang dalam karya tulis ini. Literatur yang digunakan
diantaranya lieratur menngenai limbah peternakan, manfaat urine, dan pengolahan
urine. Literatur diambil dari buku maupun dari internet (jurnal, skripsi
(artikel ilmiah), E-book dan sumber-sumber lainnya.
3.3 Pembuatan Pupuk Cair Organik
Bahan yang
digunakan dalam pembuatan pupuk cair sangatlah sederhana dan mudah di dapat.
Bahan-bahan tersebut antara lain adalah :
1.
Urine sapi 20 liter.
2.
Gula merah 1 kg atau tetes tebu 1 liter.
3.
Segala jenis rempah-rempah (lengkuas, kunyit, temu ireng,
jahe, kencur, brotowali) masing-masing 500 gram .
4.
Air rendaman kedelai 1 gelas atau Urea 1 sewndok makan.
5.
Lebih bagus jika dicampur dengan bakteri decomposer (EM4,
Simba, Mbio, dll).
Cara pembuatan
1.
Urine sapi ditampung dan dimasukkan ke dalam drum plastik
2.
Lengkuas, kunyit, temu
ireng, jahe, kencur, brotowali, ditumbuk sampai halus kemudian dimasukkan ke
dalam drum plastik, maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkan bau
urine ternak dan memberikan rasa yang tidak disukai hama.
3.
Setelah itu tetes
tebu dimasukkan kedalam drum plastik, lalu dimasukkan starter dan air rendaman
kedelai. Tetes tebu, air rendaman kedelai dan starter (Sacharomyces cereviceae)
ini berguna untuk fermentasi dan nantinya setelah jadi pupuk cair bisa menambah
jumlah mikroba menguntungkan yang ada didalam tanah.
4.
Fermentasi urine
didiamkan selama 14 hari dan diaduk setiap setiap hari.
5.
Drum plastik
ditutup dengan kain serbet atau kertas.
6.
Setelah 14 hari
pupuk cair sudah jadi kemudian disaring dan dikemas.
3.4
Uji Coba dan Analisis
Urine sapi sebelum difermentasi warnanya coklat
kekuning-kuningan, baunya masih berbau urine, tetapi setelah difermentasi
warnanya berubah menjadi coklat kehitam-hitaman, dan sudah tidak berbau urine.
Tanaman sayuran dan bunga yang telah diberi pupuk cair ini menjadi lebih subur,
daunnya kelihatan segar dan hijau serta ulat yang menghinggapinya hilang. Pupuk
cair ini juga dapat meningkatkan keuntungan pertanian serta memberikan
keuntungan bagi kita (Damayanti , 2009).
Cara penggunaan pupuk cair dari urine sapi ini yaitu
dicampur dengan air dengan perbandingan 10 % (1 urine : 10 air)
·
Untuk
seed treatmen benih/biji direndam selama semalam
·
Untuk
bibit perendaman selama maksimal 10 menit
·
Untuk
pupuk cair yang diaplikasikan lewat daun gunakan 1 liter urine per tangki
3.5
Evaluasi
Pupuk
organik ramah lingkungan dari limbah ternak itu bisa memutus ketergantungan
petani terhadap pupuk urea atau pupuk kimia lainnya. Dengan demikian, para
petani tak perlu repot memikirkan dan membeli pupuk urea, cukup tanaman dipupuk
dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari limbah urine sapi (BPP
Jatinom, 2013). Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi
tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu
juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk
organik ini dapat digunakan untuk pupuk yang ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Habrina, Putri. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk Organik Cair Lengkap (POCL)
Bio Sugih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Fakultas
Pertanian Universitas Andalas Padang. Ssripsi.
Badan Pusat Statistika. 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta.
BPP Jatinom. 2013. Pembuatan FERINSA (Fermentasi Urine Sapi). Dikutip dari http://cybex.deptan.go.id/lokalita/pembuatan-ferinsa-fermentasi-urine-sapi. Diakses pada tabggal 5 April 2014.
Dewi, Intan, Ratna. 2002. Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Pupuk Hayati Dengan Pupuk Organik Cair
Terhadap Kualitas dan Kuantitas Hasil Tanaman The (Camelliasinensis (L)
O.Kuntze) Klon Gambung 4. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
UNPAD.
Ferry, Odit, Kurniadinata. 2002. Pemanfaatan Feses dan Urine Sapi
Sebagai Pupuk Organik Dalam Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacg). Fakultas
Pertanian Universitas Mulawarman Provinsi Kalimantan Timur.
Riky, Priangga dan Suwarno. 2013. Pengaruh Level Pupuk Organik Cair Terhadap Produksi
Bahan Kering Dan Imbangan Daun-Batang Rumput Gajah Defoliasi Keempat.
1(1):365-373. Fakultas Peternakan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.
Sinaga, Damayanti. 2009. Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca
Sebagai Starter. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. SKRIPSI.
Supardi, Fitrianto, dan Sofyan Anif. 2001. Uji Pupuk Organik Cair Dari Limbah Pasar
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L) Dengan Media Hidroponik.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiah Surakarta.
Surya, Adhe, Hariadi. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosisi Urine Sapi terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Rosella. Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang.
Skripsi.
Wiguna,
Joni. 2003. Pengaruh Konsentrasi Pupuk
Organik Cair Urin Kelinci Dan Macam Pengajiran Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Mentimun (Cucumis sativus /L.) Varietas Bella F1. Fakultas
Pertanian universitas Winaya Mukti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar