Senin, 02 Juni 2014

MODEL PEMANFAATAN URINE SAPI SEBAGAI PUPUK CAIR ORGANIK

“MODEL PEMANFAATAN URINE SAPI
SEBAGAI PUPUK CAIR ORGANIK”

Oleh: Jendro Adi Prabowo, Roby Widya K, Muhammad Syarifudin A

RINGKASAN
                  
            Dengan adanya krisis ekonomi yang dialami oleh negara kita sampai sekarang, dampak yang terjadi daya beli masyarakat tani menjadi berkurang dan ditambah lagi harga pupuk yang semakin mahal. Masalah ini menyebabkan petani banyak menerapkan budidaya yang tidak baik untuk meningkatkan produksinya. Guna mengatasi hal itu, sistem pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik pada tanaman pertanian semakin lama semakin berkembang. Oleh karena itu banyak peneliti yang mulai menggalakkan cara budidaya tanaman pertanian dengan limbah ternak terutama urin sapi,akan tetapi para petani masih sedikit yang menerapkannya. Keuntungan limbah peternakan urin sapi diolah menjadi pupuk organik adalah mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah karena memiliki banyak jenis kandungan unsur hara yang diperlukan tanah dan hasil pertanian yang aman.
Urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair karena mengandung nitrogen, fosfor, kalium, dan air lebih banyak jika dibandingkan pada kotoran sapi padat. Pupuk Organik Cair dari urin sapi ini merupakan pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah. Namun, pupuk organik cair dari urine sapi perah ini memiliki kelemahan, yaitu kurangnya kandungan unsur hara yang dimiliki jika dibandingkan dengan pupuk buatan dalam segi kuantitas. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai cara pembuatan, kelebihan dan kelemahan, dan penerapan cara yang benar untuk meningkatkan kualitas pupuk organik cair.
Dalam rangka memecahkan masalah untuk mengoptimalkan kualitas fermentasi pupuk organik agar menjadi lebih tinggi maka perlu digunakan metode fermentasi urine sapi dengan penambahan tetes tebu (molasses). Tetes tebu ini berfungsi untuk tambahan nutrisi bagi mikroba sehingga dapat mempercepat proses fermentasi serta dapat meningkatkan kandungan nitrogen dalam pupuk.
Teknik untuk mengimplementasikan gagasan ini adalah dengan memperhatikan kontribusi dan keterkaitan beberapa pihak yang dapat membantu proses pembuatan pupuk organik cair yang dilakukan mulai dari penelitian, penyuluhan kepada petani serta proses pembuatan pupuk organik cair dari urine sapi dengan aditif tetes tebu sebagai tambahan nutrisi bagi bakteri fermenter kepada peternak. Selain itu juga dapat menguntungkan bagi sebagian besar petani karena produk yang ini mempunyai keunggulan tersendiri yaitu harganya murah, pembuatannya mudah, bahan mudah didapat, dan tidak membutuhkan waktu yang lama serta merupakan pemanfaatan limbah ternak secara optimal.



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Identifikasi masalah
Indonesia selain dikenal dengan negara agraris juga dikenal sebagai negara yang kaya akan hasil peternakannya. Salah satu peternakan yang banyak dikenal adalah peternakan sapi. Sapi (Bison benasus L) merupakan ternak ruminansia besar yang mempunyai banyak manfaat baik untuk manusia ataupun tumbuhan, seperti daging, susu, kulit, tenaga dan kotoran. Produk utama dari sapi adalah daging dan susu oleh karena itu peternak selalu menginginkan cara penggemukan sapi yang lebih efektif sehingga pertumbuhan sapi tidak makan waktu lama dapat memberikan penghasilan dengan keuntungan yang memuaskan. Akan tetapi, usaha peternakan sapi perah dengan skala usaha lebih dari 20 ekor dan relative terlokalisasi akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.
Satu ekor sapi dengan bobot badan 400–500 kg dapat menghasilkan limbah padat dan cair sebesar 27,5-30 kg/ekor/hari (BPS, 2011). Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair (air seni atau urine). Sebagai limbah organik yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat, apabila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negative yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, dan sumber penyakit.
Sistem pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik pada tanaman pertanian semakin lama semakin berkembang. Dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan dan lahan pertanian tersebut,maka sistem budidaya tanaman pertanian dengan limbah ternak terutama urine sapi kini juga mulai digalakkan oleh peneliti, tetapi para petani masih sedikit yang menerapkannya. Padahal jika limbah peternakan urine sapi diolah menjadi pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah karena memiliki bermacam-macam jenis kandungan unsure hara yang diperlukan tanah selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan (Ferry, 2002).
Urine sapi dapat diolah menjadi pupuk organik cair setelah diramu dengan campuran tertentu. Bahan baku urine yang digunakan merupakan limbah dari peternakan yang selama ini juga sebagai bahan buangan. Pupuk Organik Cair dari urine sapi ini merupakan pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah.

1.2  Luaran kegiatan
Urine sapi dapat diolah menjadi pupuk organik cair setelah diramu dengan campuran tertentu. Bahan baku yang digunakan merupakan limbah dari peternakan yang selama ini sebagai bahan buangan. Pupuk Organik Cair dari urine sapi ini merupakan pupuk yang berbentuk cair yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah.

1.3  Manfaat kegiatan
Manfaat yang dapat diperoleh berdasarkan tujuan diatas adalah sebagai berikut :
1.      Bagi penulis
Merupakan suatu kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh di kampus untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat melalui suatu wacana mengenai produksi pupuk organic cair yang berkualitas tinggi dari bahan dasar urine sapi melalui prinsip fermentasi anaerob.
2.      Bagi masyarakat
Memperoleh informasi mengenai penyediaan pupuk organikcair yang berkualitas tinggi yang dapat dilakukan secara mandiri serta mendapatkan alternative pemanfaatan urine sapi yang bernilai tinggi.
3.      Bagi Ilmuwan
Membuka peluang penelitian mengenai optimalisasi produksi pupuk ornaik cair dari urine sapi, aplikasi pada tanaman pertanian dan pengaruh penggunaannya pada lahan pertanian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu upaya untuk mengurangi limbah adalah mengintegrasikan usaha tersebut dengan usaha lainnya, yaitu usaha pembuatan pupuk organik sebagai budidaya tanaman pertanian, sehingga menjadi suatu sistem yang saling sinergis. Laju pertumbuhan produktivitas usaha pertanian merupakan interaksi di antara berbagai faktor yang ada dalam sistem usahatani (Intan , 2002). Sebagai upaya bagi peningkatan sistem usahatani diperlukan teknologi alternatif untuk memperbaiki produktifitas lahan dan meningkatkan pendapatan petani, antara lain melalui teknologi sistem usaha peternakan yang menerapkan konsep penggunaan pupuk organic (Ananda, 2011).
Pupuk organik merupakan pupuk yang memiliki senyawa organik dengan perbandingan C atau N yang ada dalam tanah dapat digunakan untuk merangsang penyebaran nutrisi yang sulit masuk ke dalam tubuh mikroorganisme karena kekurangan nitrogen dalam tanah. Dengan perbandingan seimbang banyak mikroorganisme yang mati dan terurai kembali menjadi unsur-unsur nutrisi untuk kesuburan tanah (Riky dkk, 2013).
Menurut Wiguna (2003) pupuk organik mengandung N, P, K dalam jumlah yang rendah tetapi bisa memasok unsur hara mikro essensial. Sebagai bahan pembenah tanah bahan organik dan pupuk kandang mempunyai kontribusi dalam mencegah erosi, pergerakan tanah, dan memperbaiki struktur tanah. Bahan organik juga memacu perkembangan bakteri dalam biota tanah. Jika dibandingkan dengan pupuk buatan yang mengandung satu nutrisi saja bertolak belakang dengan pupuk organik yang beragam dan seimbang. Maka kualitas pupuk organik dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan pupuk buatan (Surya, 2011).
Supardi dan Anif (2001) menyatakan pupuk organik cair memberikan beberapa keuntungan, misalnya pupuk ini dapat digunakan dengan cara menyiramkannya ke akar ataupun di semprotkan ke tanaman dan menghemat tenaga. Sehingga proses penyiraman dapat menjaga kelembaban tanah.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Identifikasi Maslah
            Limbah peternakan yang berupa urine pada sapi belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh para peternak. Akhirnya limbah tersebut hanya dibiarkan dan ditimbun oleh peternak sehingga menjadi polusi bagi para masyarakat. Untuk itu perlu adanya pengolahan terhadap limbah urine tersebut supaya bisa bermanfaat bagi masyarakat.

1.2    Pengumpulan Data dan Literatur
Metode pengumpulan data dari karya tulis ini adalah kepustakaan. Kepustakaan yaitu membaca literatur – literatur yang berkaitan dan menunjang dalam karya tulis ini. Literatur yang digunakan diantaranya lieratur menngenai limbah peternakan, manfaat urine, dan pengolahan urine. Literatur diambil dari buku maupun dari internet (jurnal, skripsi (artikel ilmiah), E-book dan sumber-sumber lainnya.

3.3 Pembuatan Pupuk Cair Organik
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair sangatlah sederhana dan mudah di dapat. Bahan-bahan tersebut antara lain adalah :
1.      Urine sapi 20 liter.
2.      Gula merah 1 kg atau tetes tebu 1 liter.
3.      Segala jenis rempah-rempah (lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali) masing-masing 500 gram .
4.      Air rendaman kedelai 1 gelas atau Urea 1 sewndok makan.
5.      Lebih bagus jika dicampur dengan bakteri decomposer (EM4, Simba, Mbio, dll).



 Cara pembuatan
1.      Urine sapi ditampung dan dimasukkan ke dalam drum plastik
2.      Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, ditumbuk sampai halus kemudian dimasukkan ke dalam drum plastik, maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkan bau urine ternak dan memberikan rasa yang tidak disukai hama.
3.      Setelah itu tetes tebu dimasukkan kedalam drum plastik, lalu dimasukkan starter dan air rendaman kedelai. Tetes tebu, air rendaman kedelai dan starter (Sacharomyces cereviceae) ini berguna untuk fermentasi dan nantinya setelah jadi pupuk cair bisa menambah jumlah mikroba menguntungkan yang ada didalam tanah.
4.      Fermentasi urine didiamkan selama 14 hari dan diaduk setiap setiap hari.
5.      Drum plastik ditutup dengan kain serbet atau kertas.
6.      Setelah 14 hari pupuk cair sudah jadi kemudian disaring dan dikemas.

3.4 Uji Coba dan Analisis
Urine sapi  sebelum difermentasi warnanya coklat kekuning-kuningan, baunya masih berbau urine, tetapi setelah difermentasi warnanya berubah menjadi coklat kehitam-hitaman, dan sudah tidak berbau urine. Tanaman sayuran dan bunga yang telah diberi pupuk cair ini menjadi lebih subur, daunnya kelihatan segar dan hijau serta ulat yang menghinggapinya hilang. Pupuk cair ini juga dapat meningkatkan keuntungan pertanian serta memberikan keuntungan bagi kita (Damayanti , 2009).
Cara penggunaan pupuk cair dari urine sapi ini yaitu dicampur dengan air dengan perbandingan 10 % (1 urine : 10 air)

·           Untuk seed treatmen benih/biji direndam selama semalam
·           Untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit
·           Untuk pupuk cair yang diaplikasikan lewat daun gunakan 1 liter urine per tangki

3.5 Evaluasi

Pupuk organik ramah lingkungan dari limbah ternak itu bisa memutus ketergantungan petani terhadap pupuk urea atau pupuk kimia lainnya. Dengan demikian, para petani tak perlu repot memikirkan dan membeli pupuk urea, cukup tanaman dipupuk dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari limbah urine sapi (BPP Jatinom, 2013). Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organik ini dapat digunakan untuk pupuk yang ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Habrina, Putri. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk Organik Cair Lengkap (POCL) Bio Sugih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Ssripsi.
Badan Pusat Statistika. 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta.
BPP Jatinom. 2013. Pembuatan FERINSA (Fermentasi Urine Sapi). Dikutip dari http://cybex.deptan.go.id/lokalita/pembuatan-ferinsa-fermentasi-urine-sapi. Diakses pada tabggal 5 April 2014.
Dewi, Intan, Ratna. 2002. Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Pupuk Hayati Dengan Pupuk Organik Cair Terhadap Kualitas dan Kuantitas Hasil Tanaman The (Camelliasinensis (L) O.Kuntze) Klon Gambung 4. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNPAD.
Ferry, Odit, Kurniadinata. 2002. Pemanfaatan Feses dan Urine Sapi Sebagai Pupuk Organik Dalam Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacg). Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Provinsi Kalimantan Timur.
Riky, Priangga dan Suwarno. 2013. Pengaruh Level Pupuk Organik Cair Terhadap Produksi Bahan Kering Dan Imbangan Daun-Batang Rumput Gajah Defoliasi Keempat. 1(1):365-373. Fakultas Peternakan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.
Sinaga, Damayanti. 2009. Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai Starter. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. SKRIPSI.
Supardi, Fitrianto, dan Sofyan Anif. 2001. Uji Pupuk Organik Cair Dari Limbah Pasar Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L) Dengan Media Hidroponik. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiah Surakarta.
Surya, Adhe, Hariadi. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosisi Urine Sapi terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Rosella. Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Skripsi.
Wiguna, Joni. 2003. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Urin Kelinci Dan Macam Pengajiran Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus /L.) Varietas Bella F1. Fakultas Pertanian universitas Winaya Mukti.